Kamis, 23 April 2015

Psikologi Pendidikan

Definisi, Manfaat dan Metode Psikologi Pendidikan

Barlow mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai suatu pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu melaksanakan fungsi dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif. Sedangkan secara istilah psikologi pendidikan adalah psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar dan sebagainya. (Jamila Lestyowati, 2015 dalam online)

Menurut saya, definisi psikologi pendidikan menurut Barlow sudah benar bahwa psikologi pendidikan merupakan aktivitas manusia berhubungan dengan pendidikan, tetapi masih perlu ditambahkan bahwa psikologi pendidikan juga berkaitan dengan bagaimana mengembangkan bakat setiap peserta didik yang berbeda-beda. Bagaimana memotivasi peserta didik agar terus senang belajar, bagaimana pertumbuhan dan perkembangan mempengaruhi belajar siswa. 
Guru yang memahami psikologi pendidikan 
dapat membuat kelasnya menjadi lebih aktif.

Manfaat belajar psikologi pendidikan tidak hanya untuk mengajar, Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (2001) menegaskan, setidaknya ada 10 (sepuluh) macam kegiatan pendidikan yang banyak memerlukan prinsip-prisnsip psikologis, yaitu:
  1. Seleksi penerimaan siswa baru 
  2. Perencanaan pendidikan 
  3. Penyusunan kurikulum 
  4. Penelitian kependidikan
  5.  Administrasi kependidikan 
  6. Pemilihan materi pelajaran 
  7. Interaksi belajar mengajar 
  8. Pelayanan bimbingan dan penyuluhan 
  9. Metodologi mengajar
  10. Pengukuran dan evaluasi 
Metode yang memudahkan saya mempelajari psikologi pendidikan adalah melalui metode eksperimen karena metode ini menggunakan suatu prosedur sistematik. Jadi saya dapat mengetahui secara langsung mengenai masalah yang akan diselesaikan karena metode ini dengan cara mengumpulkan data lapangan. Adanya langkah-langkah sistematik seperti langkah-langkah penelitian ilmiah:
  • Ada masalah (problem)
  • Kumpulan konsep/teori yang sesuai problem
  • Alternatif jawaban/hipotesis
  • Diuji secara empiris sesuai dengan data lapangan
  • Kesimpulan dan generalisasi (Hadi Rachmatullah, 2012 dalam online)

Pertumbuhan dan Perkembangan

Dalam mempelajari psikologi pendidikan terdapat subtopik materi tentang pertumbuhan dan perkembangan. Hal yang paling menyenangkan dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan adalah ketika langsung dibawakan objek berupa anak yang berusia 4 tahun untuk diamati kemampuannya dari segi bahasa, daya pikir, bakat, emosi, sosial dan sikapnya terhadap orang yang baru dikenal. Selain itu, penting untuk mengetahui tinggi dan berat badan anak tersebut sehingga dapat dilihat pula pertumbuhannya dalam beberapa bulan kemudian. Dengan cara seperti itu akan lebih mudah memahami apa perbedaan dari pertumbuhan dan perkembangan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.

 Proses pertumbuhan manusia dari bayi hingga lansia

Inteligensi

Inteligensi adalah aplikasi dari kemampuan kognitif dan pengetahuan untuk belajar menyelesaikan masalah dan mencapai nilai akhir yang akan dihargai oleh individual atau lingkungan budaya.
Inteligensi dilihat dari perspektif :
  1. Evolutionary Perspective, intelegensi adalah suatu kemampuan untuk  memecahkan masalah yang berhubungan dengan adaptasi. 
  2. Behavior Perspective, inteligensi adalah suatu kapasitas untuk mencapai tujuan adaptif dalam prilaku.   
  3. Cognitive Perspective, inteligensi adalah suatu proses nalar yang diterapkan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan. (Muhdar Mahmud, 2012 dalam online)

    Otak kiri dan kanan manusia
    Inteligensi yang dominan dalam diri saya adalah inteligensi logis matematis (kemampuan berpikir logis, sistematis dan menghitung) dan inteligensi intrapersonal (kemampuan untuk menganalisa diri dan memahami diri). Kedua inteligensi tersebut saling berhubungan karena saya mengembangkan kedua inteligensi tersebut dengan memahami terlebih dahulu karakter, minat dan kemampuan saya terhadap sesuatu, seperti halnya kesukaan saya terhadap fisika. Saat saya sudah yakin akan mengambil jurusan fisika ketika kuliah, maka saya akan serius untuk mengikuti mata kuliah tersebut karena memang saya menyukai ilmu pasti dan hitungan. Jadi, untuk mengembangkan inteligensi intrapersonal dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat membuat anak memahami seluk beluk tentang dirinya seperti perasaannya, cita-citanya dan kesukaannya.


    Multiple Intelligence

    Motivasi 

    Menurut Amran Y.S (2007), motivasi adalah dorongan (baik sadar atau tidak) untuk melakukan sesuatu dengan tujuan tertentu. Faktor internal yang mempengaruhi saya belajar di jurusan pendidikan fisika adalah karena saya memang menyukai pelajaran fisika sehingga jurusan yang saya ambil sesuai dengan minat dan cita-cita saya, selain itu motivasi yang saya timbulkan dari dalam diri saya sendiri untuk terus mempelajari fisika saat saya merasa tidak mampu mengikutinya dan hendak menyerah. Faktor eksternal yang mempengaruhinya adalah tidak lain berasal dari peran orangtua saya yang selalu memotivasi, menyemangati dan memberikan pengarahan tentang dunia pendidikan serta peran guru matematika saya ketika duduk dibangku SMP karena saya ingin seperti beliau yaitu menjadi guru pelajaran eksak yang tidak membuat muridnya takut dan tegang saat belajar meskipun yang dipelajari itu susah. Dengan cara mengajarnya yang sersan (serius tapi santai) membuat semua muridnya menyukai beliau dan pelajaran matematika.

     Guru harus selalu memberi motivasi kepada muridnya

    Definisi Belajar

    Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumadi Suryabrata, 1984:) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
    Allah SWT telah menjamin kehidupan yang baik bagi orang yang berilmu, seperti yang telah difirmankan dalam Al-qur'an yang berbunyi :
    Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Al-Mujadilah [58] : 11)

    Menurut saya, definisi belajar menurut Ernest tersebut sudah benar bahwa tujuan akhir dalam belajar adalah terjadinya perubahan dalam diri seseorang, baik perubahan sikap, perubahan pola pikir atau konsep, perubahan mental dan perubahan-perubahan yang lainnya tergantung pada belajar apa yang orang tersebut tekuni. Perubahan tersebut juga bisa mengarah ke perubahan yang positif atapun ke arah perubahan yang negatif.


    Kewajiban menuntut ilmu
    Teori Belajar

    Semua teori belajar cocok untuk digunakan pada jurusan pendidikan fisika. Namun, menurut saya, teori belajar yang paling cocok dan saya sukai adalah teori belajar behaviorisme. Alasan saya adalah karena fisika merupakan termasuk pelajaran yang bisa dikatakan tergolong sulit sehingga dibutuhkan pengulangan atau latihan secara terus-menerus agar konsep dan rumus-rumus yang ada dalam fisika dapat diingat dan diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari, terlebih lulusan dari jurusan pendidikan fisika mengarah menjadi guru SMP atau SMA. Selain itu, apabila seseorang dapat menyelesaikan permasalahan soal fisika yang kompleks akan membuat materi tersebut diingat atau dipertahankan, bahkan akan mencoba soal yang lebih sulit lagi, seperti hukum kesiapannya Thorndike (ketika timbul kepuasan akan suatu hal maka sesuatu tersebut akan dipertahankan atau diperkuat). Teori belajar behaviorisme juga membutuhkan penguatan semacam reward atau  punishment sebagai salah satu contoh stimulus yang akan membuahkan respons terhadap stimulus tersebut. Contohya adalah seorang anak mendapat nilai A dalam pelajaran fisika maka anak tersebut akan lebih menyukai pelajaran fisika dan dengan senang hati mengerjakan berbagai macam soal agar anak tersebut bisa mendapatkan nilai A lagi. 

    Pentingnya memahami teori belajar dalam pembelajaran

    Ciri-ciri guru yang beraliran Behaviorisme adalah :
    1. Guru menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, materi disampaikan secara utuh oleh guru
    2. Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh
    3. Bahan pelajaran disusun dari yang sederhana sampai pada yang kompleks
    4. Guru berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
    5. Kesalahan harus segera diperbaiki
    6. Guru sering melakukan pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan
    7. Guru melakukan evaulasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak

    Ciri-ciri guru yang beraliran Humanisme:

    1. Guru biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan melakukan hal-hal positif
    2. Guru menjadi fasilitator dan memberikan motivasi kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa
    3. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran
    4. Proses pembelajaran tidak terpusat kepada guru melainkan siswa yang berperan sebagai pelaku utama (student center)


    Guru yang sering marah akan membuat muridnya 
    menjadi tidak suka terhadap pelajaran tersebut

    Daftar Pustaka

    Lestyowati, Jamila. 2015. Pentingnya Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar. http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/168-artikel-pengembangan-sdm/20529-pentingnya-psikologi-pendidikan-dalam-proses-belajar-mengajar [diakses : Senin, 20 April 2015 Pukul : 19.00]
    Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya
    Mahmud, Muhdar. 2012. Pengertian Inteligensi. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195707041981031-MUHDAR_MAHMUD/Power_Point/PENGKURAN_PSIKOLOGI.pdf [diakses : Senin, 20 April 2015 Pukul : 19.30]
    Sujarwo. 2012. 4 Besar Teori Belajar. staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-sujarwo-mpd/4-besar-teori-belajar.ppt [diakses : Kamis, 23 April 2015 Pukul 04.15]
    Rachmatullah, Hadi. 2012. Metode-Metode dalam Psikologi Pendidikan. http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/01/metode-metode-dalam-psikologi-pendidikan-451645.html [diakses : Kamis, 23 April 2015 Pukul 11.00]
    Haryanto. 2010. Pengertian Belajar Menurut Ahli. http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/  [diakses : Kamis, 23 April 2015 Pukul 10.00]
    Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali
    Amran YS. 2007. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia