Definisi, Manfaat dan Metode Psikologi
Pendidikan
Barlow
mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai suatu pengetahuan berdasarkan riset
psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu
melaksanakan fungsi dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif.
Sedangkan secara istilah psikologi pendidikan adalah psikologi yang khusus
menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam
hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik
perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar
dan sebagainya. (Jamila Lestyowati, 2015 dalam online)
Menurut saya, definisi psikologi pendidikan menurut Barlow
sudah benar bahwa psikologi pendidikan merupakan aktivitas manusia berhubungan
dengan pendidikan, tetapi masih perlu ditambahkan bahwa psikologi pendidikan
juga berkaitan dengan bagaimana mengembangkan bakat setiap peserta didik yang
berbeda-beda. Bagaimana memotivasi peserta didik agar terus senang belajar,
bagaimana pertumbuhan dan perkembangan mempengaruhi belajar siswa.
Guru yang memahami psikologi pendidikan
dapat membuat kelasnya menjadi lebih aktif.
Manfaat belajar psikologi pendidikan
tidak hanya untuk mengajar, Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru (2001) menegaskan, setidaknya ada 10 (sepuluh) macam kegiatan
pendidikan yang banyak memerlukan prinsip-prisnsip psikologis, yaitu:
- Seleksi penerimaan siswa baru
- Perencanaan pendidikan
- Penyusunan kurikulum
- Penelitian kependidikan
- Administrasi kependidikan
- Pemilihan materi pelajaran
- Interaksi belajar mengajar
- Pelayanan bimbingan dan penyuluhan
- Metodologi mengajar
- Pengukuran dan evaluasi
Metode yang memudahkan saya
mempelajari psikologi pendidikan adalah melalui metode eksperimen karena metode
ini menggunakan suatu prosedur sistematik. Jadi saya dapat mengetahui secara
langsung mengenai masalah yang akan diselesaikan karena metode ini dengan cara mengumpulkan
data lapangan. Adanya langkah-langkah sistematik seperti langkah-langkah
penelitian ilmiah:
- Ada masalah (problem)
- Kumpulan konsep/teori yang sesuai problem
- Alternatif jawaban/hipotesis
- Diuji secara empiris sesuai dengan data lapangan
- Kesimpulan dan generalisasi (Hadi Rachmatullah, 2012 dalam online)
Pertumbuhan dan Perkembangan
Dalam mempelajari psikologi pendidikan terdapat subtopik materi tentang pertumbuhan dan perkembangan. Hal yang paling menyenangkan dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan adalah ketika langsung dibawakan objek berupa anak yang berusia 4 tahun untuk diamati kemampuannya dari segi bahasa, daya pikir, bakat, emosi, sosial dan sikapnya terhadap orang yang baru dikenal. Selain itu, penting untuk mengetahui tinggi dan berat badan anak tersebut sehingga dapat dilihat pula pertumbuhannya dalam beberapa bulan kemudian. Dengan cara seperti itu akan lebih mudah memahami apa perbedaan dari pertumbuhan dan perkembangan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
Proses pertumbuhan manusia dari bayi hingga lansia
Inteligensi
Inteligensi adalah aplikasi dari kemampuan kognitif
dan pengetahuan untuk belajar menyelesaikan masalah dan mencapai nilai akhir
yang akan dihargai oleh individual atau lingkungan budaya.
Inteligensi dilihat dari
perspektif :
- Evolutionary Perspective, intelegensi adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan adaptasi.
- Behavior Perspective, inteligensi adalah suatu kapasitas untuk mencapai tujuan adaptif dalam prilaku.
- Cognitive Perspective, inteligensi adalah suatu proses nalar yang diterapkan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan. (Muhdar Mahmud, 2012 dalam online)
Otak kiri dan kanan manusia
Inteligensi yang
dominan dalam diri saya adalah inteligensi logis matematis (kemampuan berpikir
logis, sistematis dan menghitung) dan inteligensi intrapersonal (kemampuan
untuk menganalisa diri dan memahami diri). Kedua inteligensi tersebut saling
berhubungan karena saya mengembangkan kedua inteligensi tersebut dengan
memahami terlebih dahulu karakter, minat dan kemampuan saya terhadap sesuatu,
seperti halnya kesukaan saya terhadap fisika. Saat saya sudah yakin akan
mengambil jurusan fisika ketika kuliah, maka saya akan serius untuk mengikuti
mata kuliah tersebut karena memang saya menyukai ilmu pasti dan hitungan. Jadi,
untuk mengembangkan inteligensi intrapersonal dengan mengikuti kegiatan-kegiatan
yang dapat membuat anak memahami seluk beluk tentang dirinya seperti perasaannya,
cita-citanya dan kesukaannya.
Multiple Intelligence
Motivasi
Menurut Amran Y.S (2007), motivasi adalah dorongan (baik sadar atau tidak) untuk
melakukan sesuatu dengan tujuan tertentu. Faktor internal yang mempengaruhi
saya belajar di jurusan pendidikan fisika adalah karena saya memang menyukai
pelajaran fisika sehingga jurusan yang saya ambil sesuai dengan minat dan
cita-cita saya, selain itu motivasi yang saya timbulkan dari dalam diri saya
sendiri untuk terus mempelajari fisika saat saya merasa tidak mampu
mengikutinya dan hendak menyerah. Faktor eksternal yang mempengaruhinya adalah
tidak lain berasal dari peran orangtua saya yang selalu memotivasi,
menyemangati dan memberikan pengarahan tentang dunia pendidikan serta peran
guru matematika saya ketika duduk dibangku SMP karena saya ingin seperti beliau
yaitu menjadi guru pelajaran eksak yang tidak membuat muridnya takut dan tegang
saat belajar meskipun yang dipelajari itu susah. Dengan cara mengajarnya yang
sersan (serius tapi santai) membuat semua muridnya menyukai beliau dan pelajaran matematika.
Guru harus selalu memberi motivasi kepada muridnya
Definisi Belajar
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumadi
Suryabrata, 1984:) belajar
merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian
menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan
oleh lainnya.
Allah SWT telah menjamin kehidupan yang baik bagi orang yang berilmu, seperti yang telah difirmankan dalam Al-qur'an yang berbunyi :
Allah SWT telah menjamin kehidupan yang baik bagi orang yang berilmu, seperti yang telah difirmankan dalam Al-qur'an yang berbunyi :
”Hai
orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Al-Mujadilah [58] : 11)
Menurut saya, definisi belajar
menurut Ernest tersebut sudah benar bahwa tujuan akhir dalam belajar adalah
terjadinya perubahan dalam diri seseorang, baik perubahan sikap, perubahan pola
pikir atau konsep, perubahan mental dan perubahan-perubahan yang lainnya
tergantung pada belajar apa yang orang tersebut tekuni. Perubahan tersebut juga
bisa mengarah ke perubahan yang positif atapun ke arah perubahan yang negatif.
Kewajiban menuntut ilmu
Teori Belajar
Semua
teori belajar cocok untuk digunakan pada jurusan pendidikan fisika. Namun,
menurut saya, teori belajar yang paling cocok dan saya sukai adalah teori
belajar behaviorisme. Alasan saya adalah karena fisika merupakan termasuk
pelajaran yang bisa dikatakan tergolong sulit sehingga dibutuhkan pengulangan
atau latihan secara terus-menerus agar konsep dan rumus-rumus yang ada dalam
fisika dapat diingat dan diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari, terlebih
lulusan dari jurusan pendidikan fisika mengarah menjadi guru SMP atau SMA.
Selain itu, apabila seseorang dapat menyelesaikan permasalahan soal fisika yang
kompleks akan membuat materi tersebut diingat atau dipertahankan, bahkan akan
mencoba soal yang lebih sulit lagi, seperti hukum kesiapannya Thorndike (ketika
timbul kepuasan akan suatu hal maka sesuatu tersebut akan dipertahankan atau
diperkuat). Teori belajar behaviorisme juga membutuhkan penguatan semacam reward atau punishment sebagai salah
satu contoh stimulus yang akan membuahkan respons terhadap stimulus tersebut.
Contohya adalah seorang anak mendapat nilai A dalam pelajaran fisika maka anak
tersebut akan lebih menyukai pelajaran fisika dan dengan senang hati
mengerjakan berbagai macam soal agar anak tersebut bisa mendapatkan nilai A
lagi.
Pentingnya memahami teori belajar dalam pembelajaran
Ciri-ciri
guru yang beraliran Behaviorisme adalah :
- Guru menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, materi disampaikan secara utuh oleh guru
- Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh
- Bahan pelajaran disusun dari yang sederhana sampai pada yang kompleks
- Guru berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
- Kesalahan harus segera diperbaiki
- Guru sering melakukan pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan
- Guru melakukan evaulasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak
Ciri-ciri
guru yang beraliran Humanisme:
- Guru biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan melakukan hal-hal positif
- Guru menjadi fasilitator dan memberikan motivasi kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa
- Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran
- Proses pembelajaran tidak terpusat kepada guru melainkan siswa yang berperan sebagai pelaku utama (student center)
Guru yang sering marah akan membuat muridnya
menjadi tidak suka terhadap pelajaran tersebut
Lestyowati, Jamila. 2015. Pentingnya Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar. http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/168-artikel-pengembangan-sdm/20529-pentingnya-psikologi-pendidikan-dalam-proses-belajar-mengajar [diakses : Senin, 20 April 2015 Pukul : 19.00]
Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya
Mahmud, Muhdar. 2012. Pengertian Inteligensi. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195707041981031-MUHDAR_MAHMUD/Power_Point/PENGKURAN_PSIKOLOGI.pdf [diakses : Senin, 20 April 2015 Pukul : 19.30]
Sujarwo. 2012. 4 Besar Teori Belajar. staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-sujarwo-mpd/4-besar-teori-belajar.ppt [diakses : Kamis, 23 April 2015 Pukul 04.15]
Rachmatullah, Hadi. 2012. Metode-Metode dalam Psikologi Pendidikan. http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/01/metode-metode-dalam-psikologi-pendidikan-451645.html [diakses : Kamis, 23 April 2015 Pukul 11.00]
Haryanto. 2010. Pengertian Belajar Menurut Ahli. http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ [diakses : Kamis, 23 April 2015 Pukul 10.00]
Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali
Amran YS. 2007. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia