Gb.1 : anak berkebutuhan khusus
PENGERTIAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Istilah anak berkebutuhan khusus merupakan terjemahan dari child with special needs , ada satu istilah yang berkembang secara luas telah digunakan yaitu difabel, kependekan dari diference ability. Jika pada istilah anak luar biasa menitik beratkan pada kondisi (fisik, mental, emosional) anak, maka pada berkebutuhan khusus lebih pada kebutuhan anak untuk mencapai prestasi sesuai dengan potensinya.
KLASIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Tuna netra adalah gangguan daya penglihatan meskipun telah diberi pertolongan dengan alat-alat bantu. Karakteristik tuna netra :
a. tidak dapat melihat
b. kerusakan nyata pada kedua bola mata
c. mata bergoyang terus
d. peradangan hebat pada kedua mata
e. kelainan pertumbuhan pada kedua mata
Karakteristik tuna rungu :
a. tidak mendengar
b. tidak ada/terlambat dalam perkembangan bahasa
c. sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
d. tidak/kurang tanggap terhadap suara atau bila diajak bicara
e. ucapan kata tidak jelas
Tuna wicara
Tuna grahita (sedang dan ringan)
Karakteristik tuna daksa :
a. anggota-anggota gerak kaku/lemah/lumpuh
b. ada cacat pada alat gerak
c. kesulitan dalam gerakan-gerakan (kaku/tidak lentur/tak terkendali)
d. ada bagian-bagian anggota gerak yang tak lengkap/tak sempurna/lebih kecil dari biasa
e. jari-jari tangan kaku dan tidak bisa menggenggam
Tuna laras, HIV, AIDS, dan Narkoba
Autisme merupakan gangguan perkembangan sel-sel saraf yang tanpa diketahui penyebabnya. James Coplan menyatakan bahwa autisme muncul tanpa membedakan usia, tingkat kecerdasan dan status sosial. Gangguan spektrum autisme meliputi masalah sosial, bahasa dan fungsi perilaku. Autisme bervariasi dari ekspresi yang minimal (hipoaktif) hingga sangat ekspresif (hiperaktif).
Orang-orang asperger cenderung memiliki intelegensi rata-rata dan sering memiliki keterampilan berkomunikasi yang lebih baik daripada anak-anak autis.
Tuna ganda
Kesulitan belajar, lambat belajar (ADHD, disgrafia, dislexia, diskalkulia, dispraxia)
Gb. 6 : karakteristik anak ADHD
ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder) dapat diterjemahkan dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas Gejalanya sekilas mirip dengan autisme, tetapi memiliki kemampuan komunikasi dan interaksi sosial yang jauh lebih baik.
Gb. 7: anak disleksia
Disleksia merupakan suatu kondisi yang terdapat di dalam segala tingkat kemampuan dan menyebabkan kesulitan yang terus-menerus dalam memperoleh kemampuan membaca dan menulis. Masalah yang dihadapi mencakup penyusunan urutan, pengorganisasian ucapan dan tulisan, pengendalian pengendalian motorik halus, kesulitan mengarahkan gerak, bunyi yang membentuk kata-kata, interpretasi kata dan persepsi.
Gb. 8 : anak diskalkulia
Diskalkulia berhubungan dengan kekurangan di dalam belajar matematika, kesulitan untuk mengerti dan mengingat konsep angka dan hubungan angka.
Dispraksia berhubungan dengan kemampuan untuk mengatur gerak. Masalah yang dihadapi mancakup masalah dengan bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Anak dengan gangguan disgrafia sebetulnya mengalami kesulitan dalam mengharmonisasikan ingatan dengan penguasaan gerak ototnya secara otomatis saat menulis huruf dan angka.
Gifted (IQ > 125) dan talented (bakat istimewa) serta indigo
Anak gifted memiliki intelegensi jauh di atas normal, dan perilaku mereka seringkali terkesan aneh. Biasanya kejeniusan anak gifted hanya pada suatu bidang tertentu. Gejalanya mirip dengan autisme.
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
1. proses pengolahan ilmu di otak relatif kurang
2. yang berintelegensi tinggi akan menghadapi kesulitan dalam pembelajaran normal
3. kesulitan mempertahankan perhatian, mudah buyar dan kurang kontrol diri
4. mengalami kesulitan mengurutkan aktivitas dan kurang kreatif
5. mempunyai keterbatasan komunikasi
6. sulit menerima aksi orang lain
7. Memori yang pendek sehingga mudah lupa
Mahabbati, Aini. 2013. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus. http://staff.uny.ac.id/dosen/aini-mahabbati-spd-ma
Suparno, dkk. 2007. Pendidikan Anak Kebutuhan Khusus. Jakarta : Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Menurut saya, kaitan anak berkebutuhan khusus dengan pembelajaran fisika adalah guru di kelas harus lebih sabar dalam mendidiknya karena kurang fokusnya anak berkebutuhan khusus ketika belajar. Kaitannya dengan Islam adalah Islam tidak membeda-bedakan semua manusia karena yang membedakan di mata Allah swt. adalah ketakwaannya. Kaitannya dengan psikologi adalah kondisi psikis anak berkebutuhan khusus dalam lingkungan sosialnya karena mungkin ada saja orang lain yang mengejek atau mengacuhkan keberadaannya. Jadi, siapapun yang bertemu dengan anak berkebutuhan khusus sebaiknya jangan memandang rendah orang itu.
Terdapat salah satu anak berkebutuhan khusus yang bernama Rifki. Anak tersebut sekarang sudah duduk di bangku kelas 11. Ketika SD, Rifki diajar oleh mama saya. Rifki dianggap sebagai salah satu anak berkebutuhan khusus karena dia tidak mudah fokus ketika belajar. Rifki hanya tertarik pada pelajaran agama, menggambar dan sejarah, selain ketiga pelajaran tersebut, dia tidak fokus untuk belajar. Ketika teman-temannya sedang belajar, Rifki lebih senang untuk mengganggu teman-temannya atau tidur. Dalam berhubungan sosial dengan teman-temannya, dia cukup baik dalam berkomunikasi hanya saja teman-temannya menganggap dia aneh sehingga Rifki sedikit dijauhi oleh teman-temannya.
KESIMPULAN
Ada satu istilah yang berkembang secara luas telah digunakan yaitu difabel, kependekan dari diference ability. Jika pada istilah anak luar biasa menitik beratkan pada kondisi (fisik, mental, emosional) anak, maka pada berkebutuhan khusus lebih pada kebutuhan anak untuk mencapai prestasi sesuai dengan potensinya. Klasifikasi anak berkebutuhan khusus adalah tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna daksa, tuna laras, autisme, ADHD, disgrafia, disleksia, diskalkulia, dispraksia, anak gifted serta indigo. Permasalahan anak berkebutuhan khusus antara lain proses pengolahan ilmu di otak relatif kurang, mudah buyar dan kurang kontrol diri, mudah lupa dan mempunyai keterbatasan komunikasi.REFERENSI
Ginintasasi, Rahayu. 2009. Proses Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032RAHAYU_GININTASASI/Proses_Pembelajaran_ABKx.pdfMahabbati, Aini. 2013. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus. http://staff.uny.ac.id/dosen/aini-mahabbati-spd-ma
Suparno, dkk. 2007. Pendidikan Anak Kebutuhan Khusus. Jakarta : Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Menurut saya, kaitan anak berkebutuhan khusus dengan pembelajaran fisika adalah guru di kelas harus lebih sabar dalam mendidiknya karena kurang fokusnya anak berkebutuhan khusus ketika belajar. Kaitannya dengan Islam adalah Islam tidak membeda-bedakan semua manusia karena yang membedakan di mata Allah swt. adalah ketakwaannya. Kaitannya dengan psikologi adalah kondisi psikis anak berkebutuhan khusus dalam lingkungan sosialnya karena mungkin ada saja orang lain yang mengejek atau mengacuhkan keberadaannya. Jadi, siapapun yang bertemu dengan anak berkebutuhan khusus sebaiknya jangan memandang rendah orang itu.
Terdapat salah satu anak berkebutuhan khusus yang bernama Rifki. Anak tersebut sekarang sudah duduk di bangku kelas 11. Ketika SD, Rifki diajar oleh mama saya. Rifki dianggap sebagai salah satu anak berkebutuhan khusus karena dia tidak mudah fokus ketika belajar. Rifki hanya tertarik pada pelajaran agama, menggambar dan sejarah, selain ketiga pelajaran tersebut, dia tidak fokus untuk belajar. Ketika teman-temannya sedang belajar, Rifki lebih senang untuk mengganggu teman-temannya atau tidur. Dalam berhubungan sosial dengan teman-temannya, dia cukup baik dalam berkomunikasi hanya saja teman-temannya menganggap dia aneh sehingga Rifki sedikit dijauhi oleh teman-temannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar